MEMULIAKAN RAMADHAN DENGAN TADARUS AL-QUR'AN
Ramadhan adalah bulan pernuh berkah. Di
dalamnya terdapat beribu hikmah yang dijanjikan Allah bagi mereka yang beriman.
Nabi pernah bersabda, “Seandainya manusia mengetahui tentang bulan Ramadhan, niscaya umatku akan berharap agar setahun penuh
menjadi bulan Ramadhan.”
Betapa tidak, segala ibadah yang
dilaksanakan di bulan ini dilipatgandakan dibandingkan jika dilakukan di luar
Ramadhan. Puasa, zakat, infak, sedekah, shalat malam, tadarus Al-Qur’an, dan
sederet ibadah lainnya, begitu ringan dihiaskan dan dilipatgandakan pahalanya
di bulan suci ini.
Namun sayang, Ramadhan seringkali dimaknai
tak lebih dari sekadar ritual fisik belaka, tanpa menyentuh dimensi ruhani dan
maknawi secara hakiki. Memang, selama berpuasa jasad melakukan ritual menahan
lapar, haus, dan hasrat seksual sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Namun, sudahkan telinga, mata, mulut, hati, dan perasaan ‘dipuasakan’?
Rasulullah kerap mewanti-wanti umatnya,
bahwa “Sekian banyak orang yang berpuasa, tetapi mereka tidak mendapatkan apa
pun dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga.” Apa pasal? Karena, puasanya
dikotori dengan umpatan dan cacian, kebohongan dan keculasan, adu domba,
merendahkan sesama, dan ketidakpedulian terhadap saudara yang membutuhkan.
Ramadhan adalah momentum tepat untuk menyuguhkan
sikap God-sentristik, yaitu kemampuan untuk menjadikan semua urusan berpangkal
dan berujung pada Tuhan; karena Tuhanlah manusia melakukan sesuatu, dan untuk
Tuhan pula manusia melakukan sesuatu itu.
Dalam rangka mewujudkan God-sentristik
tersebut Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Bantul sepakat untuk
mengadakan tadarus rutin selama Bulan Ramadhan, yaitu setiap hari Sabtu.
Tadarus Al-Qur’an dimulai pada hari Sabtu,
26 Mei 2018 bertempat di SD Muhammadiyah Bantul Kota.
Dihadiri Pengawas PAI, Bapak Nurkholis, M.Pd.I (kanan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar