• Selamat pagi, Anak-Anak!

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • Outbound Ramadhan

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • Masjid Agung Manunggal Bantul

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • Budayakan Membaca dan Tadarus Al-Qur'an

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

  • Termasuk Memuliakan Ilmu adalah Menghormati Guru

    Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

PELAKSANAAN SIMULASI PK OFFLINE



Rabu, 28 Februari 2018, KKG (Kelompok Kerja Guru) PAI (Pendidikan Agama Islam) Kecamatan Bantul melaksanakan simulasi PK (Pemetaan Kompetensi) secara Offline. Simulasi PK Offline diikuti oleh seluruh GPAI (Guru PAI) tingkat SD dan GPAI tingkat TK di Kecamatan Bantul yang berjumlah 55 GPAI. Simulasi PK Offline dilaksanakan di SD Ringinharjo.

Acara dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan sambutan dan pembinaan oleh Bapak Nurkholis, S.Ag, M.Pd.I selaku Pengawas PAI. Dalam sambutannya, Pengawas PAI menginformasikan pelaksanaan USBN PAI, juga informasi tentang pelaksanaan PK Online yang akan dilaksanakan serentak pada 7 Maret 2018.

Usai sambutan dan pembinaan oleh Pengawas PAI, dilanjutkan dengan pelaksanaan simulasi PK Offline yang dipandu operator PK Online: Wijiyati M.Pd.I (GPAI SDIT Ar-Raihan), Arwan Susanto, S.Pd.I (GPAI SDU 'Aisyiyah), Mutmainah, S.Pd.I (GPAI SD Manding Tengah), dan Ulfah Nurhidayah, S.Pd.I (GPAI SD 1 Trirenggo).

Tujuan dilaksanakan Simulasi PK Offline adalah untuk mengetahui kesiapan GPAI dalam hal penguasaan kompetensi menghadapi PK Online. Selain itu juga untuk mengukur seberapa kecepatan sambungan internet di SD Ringinharjo yang akan digunakan untuk pelaksanaan PK Online serentak pada tanggal 7 Maret 2018.



Simulasi PK Offline menggunakan aplikasi PK Offline dari Kemenag Kabupaten Bantul. [Un/218)

Pendampingan oleh Pengawas PAI, Bapak Nurkholis, S.Ag, M.Pd.I

Proses mengerjakan PK Offline
Share:

Rahasia Sukses Pendidikan di Finlandia


Judul         : Teach Like Finland
Penulis       : Timothy D. Walker
Penerbit     : Grasindo
Terbit         : 2017
Tebal         : xxx + 198 halaman
ISBN         : 978-602-452-044-1

Pada pengujung 2001, dunia dibuat tercengang oleh Finlandia. Negara nordik dengan populasi sekira 5,5 juta orang ini mampu melampaui negara-negara lain dalam ujian PISA (Programme for International Student Assessment/Program Penilaian Siswa Internasional). Ujian ini dilakukan terhadap para siswa berusia 15 tahun, dengan materi penilaian meliputi keterampilan berpikir kritis dalam membaca, matematika, dan sains.
Dunia semakin dibuat bingung karena mendapati sistem pendidikan di Finlandia ternyata terbilang sederhana. Tidak seperti negara-negara lain yang melakukan reformasi pendidikan dengan menciptakan standar tinggi, membuka sekolah-sekolah khusus anak berbakat, menambah jam pelajaran yang melelahkan, dan menggelar beragam tes dan ujian yang ketat untuk memantau pencapaian siswa. Di Finlandia, jam pelajaran justru relatif pendek (hanya 24 jam per minggu dengan jeda istirahat 15 menit setiap selesai satu mata pelajaran 45 menit), PR pun tidak banyak, dan ujian juga tidak begitu terstandardisasi.
Pasi Sahlberg, Direktur Mobilitas Internasional, Departemen Pendidikan Nasional Finlandia, dalam Kata Pengantar buku ini menyebut bahwa ada 5 unsur penting yang membuat capaian siswa Finlandia lebih baik daripada siswa di negara lain. Pertama, Finlandia menerapkan sekolah komprehensif dengan kelas yang heterogen. Dalam sekolah ini semua mata pelajaran mendapat porsi yang sama sehingga memberi kesempatan semua anak mengolah aspek kepribadian dan bakat mereka. Dalam sekolah ini juga tidak ada sekolah swasta dan tidak pula memisah-misahkan kemampuan atau status sosial ekonomi siswa.
Kedua, konsekuensi dari kelas yang heterogen, para guru harus lulus dari program magister berbasis penelitian. Dengan basis ini diharapkan para guru mampu secara kolektif merancang kurikulum, memilih cara paling efektif untuk mengajar, menilai seberapa baik anak didik dalam belajar, dan mengembangkan profesi keguruan mereka secara mandiri.
Ketiga, kesejahteraan (well-being), kesehatan, dan kebahagiaan siswa merupakan salah satu tujuan utama bersekolah. Kesejahteraan yang dimaksud bukanlah tunjangan, melainkan mindset momen kegembiraan yang tercipta dari proses mengajar-belajar. Bagaimana anak mempunyai waktu luang yang cukup tanpa beban dan tekanan, sekaligus gurunya bisa me-recharge energinya dengan caranya masing-masing agar esok hari bisa kembali ke kelas dengan semangat dan bahagia. Untuk mewujudkan hal ini setiap sekolah di Finlandia harus membentuk tim kesejahteraan dan kesehatan. Karena itulah setiap sekolah di Finlandia wajib mempunyai psikolog, perawat, suster, dan pembimbing konseling.
Keempat, selain melakukan tugas kepemimpinan, kepala sekolah di Finlandia juga harus mengajar dalam kelas agar mereka bisa berinteraksi langsung, mendengar curhat para siswa, dan memiliki pengalaman di kelas. Menurut Sahlberg, para pemimpin adalah guru dan para guru adalah pemimpin.
Kelima, sebagai variasi pembelajaran di sekolah, ditetapkan kebijakan tertentu sehingga siswa tetap aktif saat tidak di sekolah dengan mengikuti beragam asosiasi atau perkumpulan baik dalam bidang olahraga, seni, budaya, maupun lainnya. Sekolah di Finlandia membuka jaringan dan hubungan yang sangat kuat dengan hampir seluruh asosiasi atau perkumpulan tersebut. (hlm. xiv - xvii)
Buku ini ditulis Timothy D. Walker berdasarkan pengalamannya mengajar di sebuah sekolah dasar di Helsinki Finlandia. Sebelumnya, Tim (panggilan karib Timothy), adalah guru di Amerika Serikat lalu hijrah ke Finlandia bersama istrinya, warga asli Finlandia. Sebagai mantan guru di Amerika Serikat, Tim bisa membandingkan dan memberi narasi sangat apik tentang rahasia kesuksesan pendidikan Finlandia.
Ada 33 strategi sederhana yang diungkap Tim dalam buku ini, dan sebagai strategi terpuncaknya Tim menyebut bahwa kebahagiaan adalah strategi paling penting. Karena itulah di pengujung buku ini Tim berpesan: Jangan Lupa Bahagia! (hlm. 190). Bahkan, berdasarkan penelitian berkelanjutan, kebahagiaan bukanlah hasil dari kesuksesan, melainkan kunci kesuksesan. Ini pula yang menjadikan kelas lebih menyenangkan. (hlm. 6)
Strategi-strategi yang diungkap Tim tampaknya tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan konsep warisan Ki Hajar Dewantara tentang filosofi sekolah sebagai taman yang menyenangkan dan membahagiakan. Menghidupkan kembali wejangan-wejangan edukatif Ki Hajar Dewantara dan memadukannya dengan pendidikan ala Finlandia tentu akan menghasilkan pendidikan nasional Indonesia yang paripurna.
  
*) Diresensi oleh Ulfah Nurhidayah, Guru SD Negeri 1 Trirenggo Bantul DIY.

Share:

Menjadi Guru (Agama) yang Berbudi



Sejak kemunculan Kurikulum 2013 mata pelajaran agama dikonversi menjadi “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”. Pertanyaannya, “Bukankah budi pekerti adalah bagian dari pendidikan agama, dan pendidikan agama telah mencakup pula budi pekerti?”
Urgensi istilah budi pekerti dalam mata pelajaran PAI adalah untuk memberikan warna pada pendidikan agama agar tidak terlalu dogmatis. Padahal di luar itu ada dimensi sosial yang juga perlu mendapat perhatian. Jika pendidikan agama bersumber pokok pada kitab suci, maka pendidikan budi pekerti bersumber utama pada norma-norma sosial di masyarakat.
Pertanyaan selanjutnya, “Berhasilkah pelajaran PAI dan Budi Pekerti melahirkan peserta didik yang berbudi?” Untuk menjawabnya tentu membutuhkan riset yang mendalam. Namun, kondisi faktual maraknya aksi klitih, perundungan (bullying), dan semacamnya yang pelakunya justru berstatus peserta didik, barangkali bisa menjadi jawaban sementara bahwa cita-cita melahirkan peserta didik yang berbudi belum optimal.
Tugas ini tidak bisa hanya dipikulkan kepada guru agama. Seluruh stakeholders pendidikan harus terlibat dan bersinergi untuk melahirkan peserta didik yang berbudi. Untuk itu human and personal touch dalam interaksi sosial di sekolah harus diperbaiki. Ranah afeksi dan psikomotorik juga harus dikembangkan searah dengan pengembangan ranah kognisi. Begitu pula verbalisme (sekadar hafalan) dalam penyampaian mata pelajaran agama harus digeser dan diganti dengan penekanan terhadap internalisasi nilai, praktik, dan pembiasaan perilaku. Tiga hal ini akan sulit terwujud jika peserta didik dihadapkan pada kontradiksi nilai (contradictory set of values); satu pihak mereka diajar bertingkah laku baik, tetapi pada saat yang sama banyak orang di lingkungan sekolah –terutama guru-- justru melakukan kebalikannya. Akibatnya, “Guru kecing berdiri, murid kencing berlari.” Karena itu, sebagai living moral exemplary bagi peserta didik, mari kita menjadi guru (agama) yang berbudi.


*) Ditulis oleh Ulfah Nurhidayah, S.Pd.I., Guru Agama di SD 1 Trirenggo Bantul
Share:

Buku Pedoman PKB dan Angka Kreditnya


Berdasarkan Permennegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud dengan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang kegiatannya diberikan angka kredit. Sedangkan, unsur utama yang lain, sebagaimana dijelaskan pada bab V pasal 11, adalah: (a) Pendidikan, (b) Pembelajaran / Bimbingan dan (c) Penunjang. Unsur kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terdiri dari tiga macam kegiatan, yaitu: Macam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Yang meliputi:

1
Pengembangan Diri
1) mengikuti diklat fungsional
2) melaksanakan kegiatan kolektif guru

2
Publikasi Ilmiah
a) membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian
b) membuat publikasi buku

3
Karya Inovatif
a) menemukan teknologi tetap guna
b) menemukan/menciptakan karya seni
c) membuat/memodifikasi alat pelajaran
d) mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya



Download di sini untuk Buku Pedoman PKB dan Angka Kreditnya

Share:

Mengubah Sampah Menjadi Barang Berguna

Bebas sampah tahun 2019 merupakan canangan dari pemerintah Kabupaten  Bantul. Salah satu cara untuk mendukung program pemerintah tersebut yaitu dengan menanamkan kepada peserta didik cinta lingkungan. Wujud dari cinta lingkungan bermacam-macam, salah satunya adalah peduli sampah. Reduce, Reuse, Recycle merupakan cara ampuh untuk pengelolaan sampah.

Dalam hal ini, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) juga memiliki peran penting dalam penanaman karakter cinta lingkungan kepada peserta didiknya. Salah satunya yaitu melaui inovasi pembelajaran dengan mengintegrasikan cinta lingkungan.

Kali ini  kami akan menyajikan inovasi pembelajaran dengan mengintegrasikan peduli lingkungan kedalam pembelajaran, yaitu penggunaan barang bekas menjadi barang yang berguna. dengan membuat kaligrafi dari pecahan kaca.
Bahan
-          Kaca (bekas botol kecap, piring pecah, gelas pecah dll)
-          Lem fox
-          Kardus bekas
Langkah-langkah
-          Pecah kaca menjadi kecil-kecil
-          Masukkan ke dalam botol plastik, beri sedikit air lalu tutup rapat
-          Kocok botol berulang-ulang (supaya pecahan kaca tidak tajam)
-          Keluarkan pecahan kaca, cuci bersih
-          Buat pola tulisan kaligrafi pada potongan kardus bekas
-          Tempelkan pecahan kaca ke dalam pola kaligrafi dengan menggunakan lem.



Share:

Model-Model Pembelajaran



Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah, disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan pada permendikbud nomor 22 Tahun 2016 pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan dua Permendikbud tersebut, maka pembelajaran dapat diartikan sebagai proses terjadinya interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan sumber belajar untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Lingkungan belajar yang diharapkan adalah berbasis aktivitas berdasarkan karakteristik (1) interaktif dan inspiratif; (2) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; (3) kontekstual dan kolaboratif; (4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan (5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

Guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat menggunakan berbagai pendekatan, antara lain berbasis keilmuan/saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui kegiatan yang memberikan pengalaman belajar yang bervariasi, mengembangkan sikap ilmiah, mendorong ekosistem sekolah berbasis aktivitas ilmiah, menantang, dan memotivasi dengan beberapa kegiatan.
Selain pendekatan berbasis keilmuan, ada beberapa pendekatan lain yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, di antaranya (1) pendekatan berbasis genre/teks (Genre Based Approach), (2) pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL), dan (3) pendekatan pendidikan matematika realistik (Realistic Mathematic Education/RME).

Lebih lengkapnya bisa download di sini


Share:

Pembelajaran Aktif



Pembelajaran Aktif  merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan tujuan menjadikan siswa mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif. Kegiatan pembelajaran aktif memerlukan bermacam metode dan berbagai media pengajaran yang disertai dengan penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif.

Dalam pembelajaran aktif, kreatifitas guru menjadi penentu keberhasilan dalam mengaktifkan peserta didik. Banyak keuntungan dari pembelajaran aktif, salah satunya adalah siswa dapat melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata menerima transfer pengetahuan dari guru.

Download di sini untuk Buku Pembelajaran Aktif
Share:

Simulasi PK Offline



Simulasi PK Offline yang diadakan oleh KKG Kecamatan Bantul merupakan kegiatan untuk mempersiapkan GPAI untuk menghadapi PK Online.  PK Online merupakan salah satu rangkaian dari Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang bertujuan untuk memetakan kompetensi GPAI.
Adapun materi yang akan digunakan untuk memetakan kompetensi GPAI meliputi:
  1. Pedagogik-1 yaitu Perencanaan Pembelajaran
  2. Pedagogik-2 yaitu Model Pembelajaran
  3. Pedagogik-3 yaitu Penilaian Pembelajaran
  4. Profesional-1 yaitu Pendalaman Materi Pendidikan Agama Islam
  5. Profesional-2 yaitu Publikasi Ilmiah
  6. Profesional-3 yaitu Karya Inovatif
  7. Spiritual dan Kepemimpinan
  8. Sosial dan Kepribadian
Selanjutnya, PK Online di Kabupaten Bantul akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 7 Maret 2018.

Download di sini untuk simulasi PK Offline




Share:

Panduan Penilaian

Panduan Penilaian 2017

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan KebuKurikulum 2013 dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Proses penerapannya dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sejak tahun pelajaran 2013/2014 agar terjadi penguatan dan peningkatan mutu di sekolah. Pada tahun pelajaran 2018/2019 seluruh satuan pendidikan diprogramkan
sudah menerapkan Kurikulum 2013. Kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah memberikan pelatihan dan pendampingan bagi guru dari
sekolah yang akan melaksanakan Kurikulum 2013, dan mengembangkan naskah pendukung implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah dan Guru. Melaksanakan kebijakan tersebut, Direktorat Pembinaan SMA pada tahun 2016 dan2017 telah mengembangkan naskah-naskah pendukung implementasi Kurikulum 2013 berupa pedoman, panduan, model, dan modul sebagai referensi bagi Kepala Sekolah dan Guru dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dan penilaian. Naskah pendukung implementasi Kurikulum 2013 tersebut dalam penggunaannya dapat diimprovisasi, diinovasi dan dikembangkan lebih lanjut sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu Kepala Sekolah dan Guru dituntut kritis, kreatif, inovatif, dan adaptif untuk dalam menggunakan naskahtersebut, Semoga naskah ini dapat menginspirasi Kepala Sekolah dan Guru untuk memberikan yang terbaik bagi peningkatan mutu pendidikan di SMA melalui Kurikulum 2013.

Download di sini untuk Panduan Penilaian


Share:

Petuah

“Orang yang bodoh itu mati sebelum ia mati, sedangkan orang yang berilmu tetap hidup walaupun ia telah mati.” (Ta'lim al-Muta'allim)